tag:blogger.com,1999:blog-38255837909078302782024-02-08T04:59:31.528-08:00Beranda Sastra" Waktu rehat ditengah penat..."fauzan2001http://www.blogger.com/profile/05592170640966092077noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-3825583790907830278.post-85495892010815289812008-05-25T23:31:00.000-07:002008-05-25T23:32:56.457-07:00LarasEmbun pagi pernah berucap, tatkala ia menyapa <br />kuncup muda yang tengah mekar:<br />”jangan terlalu kau tebar pesonamu, alamat dirimu takkan lama,<br />jangan terlalu kau bersedih, sebab batangmu haruslah tegak,<br />Sapalah semilir angin, <br />Sambutlah rintik hujan,<br />Jamulah semut-semut kecil yang merangkak di tubuhmu,<br />Ingatlah, Sang mentari takkan lelah tuk hangatkan mu;<br />Dan aku kan membawa secanting kesejukan di penghujung malam.”<br />Yakinlah, Dia Maha Ada<br /><br />Aseli karya : fauzan2001fauzan2001http://www.blogger.com/profile/05592170640966092077noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3825583790907830278.post-21193806832144080992008-05-25T23:28:00.000-07:002008-05-25T23:30:38.678-07:00Aku Ingin”Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:<br />Dengan kata yang tak sempat diucapkan<br />Kayu kepada api yang menjadikannya abu<br /><br />Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:<br />Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan <br />Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”<br /><br />Karya: Sapadi Djoko Damono<br /><br />Alhamdulillaah..., Allah SWT mengilhamkan rangkaian kata itu yang kemudian diramu oleh Prof. Sapadi Djoko Damono, yang kemudian menjadi inspiratorku untuk merajut mahligai rumah tangga dengan isteriku tersayang.fauzan2001http://www.blogger.com/profile/05592170640966092077noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3825583790907830278.post-8158585406036821992008-05-25T23:27:00.000-07:002008-05-25T23:28:40.138-07:00Buat NingKarya : Sapardi Djoko Damono<br /><br />Pasti datangkah semua yang ditunggu<br />Detik-detik berjajar pada mistar<br />Yang panjang<br />barangkali tanpa salam terlebih dahulu)<br />Januari mengeras di tembok itu juga<br />Lalu desember<br />Musim pun masak sebelum menyala cakrawala<br />Tiba-tiba: kita bergegas pada jemputan itu<br /><br /><br />Apa nilai jual dari sebuah puisi? Tema? Makna? Diksi? Kesan? Pesan? Latar? Genre? Pembuatnya? Absurd. Semuanya serba relatif. Tak ada parameter nilai yang pasti. Seorang penikmat puisi akan senantiasa dipengaruhi oleh ’sense’ yang dia miliki-(kecenderungan jiwanya). <br /><br />Tapi dibalik semua perdebatan dan kontroversi tentang nilai keanggunan sebuah puisi, ada satu hal yang pasti, yakni: syarat pertama puisi yang bernilai jual adalah puisi itu diterbitkan, melalui media apapun, sehingga ia dapat diapresiasi oleh khalayak ramai. Dengan demikian, puisi tersebut berkesempatan menjadi sebuah puisi yang dikagumi oleh suatu ”jiwa”.<br /><br />Jadi, jangan pernah ragu terbitkan puisi karyamu.fauzan2001http://www.blogger.com/profile/05592170640966092077noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3825583790907830278.post-83793114750264479892008-05-16T04:19:00.000-07:002008-05-16T04:21:19.288-07:00BismillaahiSeraya menyebut AsmaMu<br />Kubuka lembaran baru<br />Goresan pena kehidupan yang telah terukir<br />Atas semua Kesempurnaan Takdir Mu.<br />Bismillaah...fauzan2001http://www.blogger.com/profile/05592170640966092077noreply@blogger.com0